Wednesday, January 31, 2007

Milad PBB: Syariat Islam Seakan Menakutkan

Milad PBB: Syariat Islam Seakan Menakutkan

Jakarta, 17 Juli 2006 10:34
Penolakan terhadap wacana membatalkan semua Peraturan Daerah (Perda) yang dikategorikan Perda Syariat turut mewarnai peringatan Milad ke-8 Partai Bulan Bintang (PBB), yang digelar di Jakarta, pada Minggu malam.

Dalam pidato politik Ketua Umum PBB MS Kaban berjudul "Indahnya Syariat Islam" dan disampaikan dalam Milad, secara tegas partai berlambang bulan dan bintang itu menyebut "Kalau syariat Islam diterapkan, manfaatnya bukan hanya kesatuan dan persatuan Indonesia, tetapi kemanusiaan yang adil dan beradab, keadilan sosial bagi seluruh rakyat ... "

"Selama ini ada yang cenderung keliru dan salah tafsir dalam memahami sikap PBB yang terus memperjuangkan syariat Islam, seakan syariat Islam adalah sesuatu yang sangat menakutkan. Padahal syariat Islam sebenarnya sesuatu yang sudah diamalkan dalam kehidupan keseharian," kata Kaban, yang dalam Kabinet Indonesia Bersatu periode tahun 2004-2009 menjabat sebagai Menteri Kehutanan.

"Kita telah memiliki TAP MPR Nomor V tahun 2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional yang menegaskan bahwa aktor pertama penyebab krisis Indonesia adalah nilai-nilai agama dan budaya bangsa yang tidak dijadikan sumber etika dalam berbangsa dan bernegara oleh sebagian masyarakat," lanjut Kaban.

Menurut dia, wacana dan pernyataan yang ingin membenturkan pemberlakuan Perda bernuansa syariat dengan Pancasila adalah tidak tepat karena agama diakui, dilindungi, dan dijamin eksistensinya oleh Pancasila, masing-masing agama berhak hidup dan pemeluknya bebas menjalankan syariat agamanya.

"Logika yang membenturkan syariat Islam dengan NKRI adalah logika yang sangat tidak masuk akal dan a-historis karena sebelum penjajah Belanda masuk ke Indonesia syariat Islam telah diterapkan di berbagai wilayah di Tanah Air," kata dia.

Di samping itu, tambahnya, Islam juga menyumbangkan konsepsi baru di bidang hukum untuk Indonesia. Ia telah mengubah ikatan yang bersifat kesukuan dan kedaerahan menjadi ikatan yang universal.

Sementara itu Ketua Majelis Syuro PBB, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan selaku partai berhaluan modernis, PBB berpandangan ajaran Islam membawa rahmat untuk semua manusia di dunia, termasuk di tataran negara.

Syariat Islam, menurut pria yang juga menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara itu, merupakan prinsip-prinsip dasar yang penerapannya bisa berupa hukum atau norma sosial.

"Prinsip-prinsip dasar seperti memimpin dengan musyawarah dan menegakkan keadilan merupakan bagian dari syariat Islam yang penerapan sudah mulai diterapkan. Praktik syariat di negara adalah sebuah keharusan, sedangkan negara hanya alat bagi penegakan syariat itu sendiri, jadi penerapan syariat Islam tidak bisa disamakan dengan mendirikan negara Islam," kata Yusril.

Partai Bulan Bintang adalah sebuah partai politik Indonesia yang berazaskan Islam dan menganggap dirinya partai penerus Partai Masyumi.

PBB didirikan pada 17 Juli 1998 dan telah mengikuti dua kali pemilihan umum (pemilu), yaitu Pemilu tahun 1999 dan 2004.

Dalam pemilu 2004, PBB meraih suara sebanyak 2.970.487 pemilih (2,62 persen) dan mendapatkan 11 kursi di parlemen.

Partai ini sebelumnya dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra, dan sejak 1 Mei 2005 MS Kaban menggantikan posisi Yusril. [TMA, Ant]
Gatra.Com

0 Comments: