Friday, February 9, 2007

Gubernur Aceh yang Baru

Jum'at, 09 Februari 2007
EDITORIAL
Gubernur Aceh yang Baru

ACEH resmi memasuki sejarah baru di bidang pemerintahan. Bahkan sejarah baru dalam perspektif nasional.

Sejarah baru itu ialah Aceh memiliki gubernur dan wakil gubernur baru hasil pilihan rakyat secara langsung yang berasal dari calon independen. Sesuatu yang sangat istimewa, yang pertama terjadi di Republik ini, karena memang kini Aceh merupakan satu-satunya daerah yang pintu pilkadanya terbuka bagi calon independen.

Tonggak sejarah baru itu resmi diukir dengan dilantiknya Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, kemarin. Pelantikan dilakukan Menteri Dalam Negeri M Ma'ruf serta dihadiri pula sejumlah duta besar negara sahabat dan para gubernur.

Yang juga perlu digarisbawahi ialah kenyataan politik bahwa rakyat Aceh ternyata lebih memilih pemimpin yang sebelumnya angkat senjata bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka. Sebuah bukti tersendiri, bahwa rakyat Aceh ternyata tidak memercayai tokoh-tokoh yang dicalonkan partai politik. Setidaknya, ini bukti bahwa rakyat enggan memilih pemimpin stok lama, karena menginginkan perubahan.

Dibukanya peluang calon kepala daerah dari calon independen mestinya juga diberlakukan untuk daerah lain. Undang-undang yang mengatur bahwa hanya partai politik yang berhak mencalonkan kepala daerah hendaknya segera diubah. Aturan partai politik memonopoli pencalonan pemimpin bangsa, selain tidak demokratis bagi mereka yang tidak berpartai, juga menjadikan partai politik puas berperan sebagai makelar politik. Puas dan tidak malu.

Oleh karena itu harus ada perubahan pemikiran pemerintah dan DPR untuk juga membuka pintu bagi calon independen. Bukan hanya untuk pilkada, melainkan juga untuk pemilu presiden.

Sebaliknya, Aceh juga menjadi ujian sejarah tersendiri, apakah pemimpin yang berasal dari calon independen sungguh mampu merealisasikan aspirasi rakyat dan benar-benar terbukti dapat memikul amanah rakyat.

Dan khusus Aceh, tantangan dan masalah yang dihadapi jauh lebih kompleks karena gubernur dan wakil gubernur baru menghadapi warisan masalah akibat bencana tsunami. Rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh hingga kini masih terbengkalai.

Bagi siapa pun, dipilih langsung oleh rakyat tentu merupakan beban yang sangat berat. Tetapi, khusus bagi Irwandi Yusuf, beban sangat berat di pundaknya itu menjadi berlipat ganda. Yaitu, ia juga disorot sejarah, bahwa berjuang dalam damai tidak lebih enteng daripada berjuang dengan bersenjata. Bahkan, mungkin lebih berat.

Oleh karena memikul beban yang berlipat ganda, Gubernur Irwandi jelas memerlukan dukungan yang juga berlipat ganda agar berhasil menjalankan tugasnya.

Sesungguhnya, kemajuan Aceh pascakonflik dan pascatsunami di bawah kepemimpinan Irwandi dan Nazar bukan hanya penting bagi rakyat Aceh, melainkan juga bagi bangsa ini secara keseluruhan. Sebab, perdamaian di Aceh hanya tercipta berkat terlibatnya peranan internasional. Adalah komitmen internasional pula yang menolong Aceh ketika bencana tsunami yang paling tragis dalam sejarah peradaban meluluhlantakkan Aceh.

Melalui forum ini, kita mengucapkan selamat bekerja kepada pasangan gubernur dan wakil gubernur baru, Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar. Selamat mengemban tugas yang telah dipercayakan rakyat melalui pemilu yang berlangsung lancar dan damai. Selamat memasuki babak sejarah baru yang dipercayakan rakyat kepada Anda berdua.

0 Comments: